sedekah bumi adalah suatu kebiasaan dan tinggalan nenek moyang yang begitu turun temurun dan masih ada sampai sekarang khusus nya di kota ledre atau kota bojonegoro. walaupun islam telah melekat dibojonegoro namun adat tersebut masih berlanjut sampai sekarang bagaimana ulasan khususnya langsung tanpa pembuka ibarat rumah tanpa pintu wkwkwk
BAB II
Tinjauan pustaka
A.
Pembahasan
Sedekah bumi adalah serangkaian acara yang dilakukan
untuk bersyukur.
Sedekah bumi biasanya dilakukan pada
saat musim penghujan datang, selain itu padaa saat panen raya yang telah
selesai dilakukan dan mereka mensyukiuri hasil panennya dengan cara sedekah
bumi. Sedekah bumi yaitu acara yang berupa makan makan dan acara ini
dilaksanakan pada tempat tempat yang dianggap suci, selain itu biasanya juga
dilakukan di kantor kepala desa.
dalam pelaksanaan sedekah bumi
bisa terbilang meriah tapi bercirikan religius. Dengan memiliki pesan moral
yang kental akan rasa syukur kepada tuhan YME dan lingkungan yang gemaripah loh
jinawi. Sedekah bumi biasanya dalam pelaksanaanya sering juga di iringi dengan
berbagai kesenian tradisional, misal : Tayub, Wayang kulit dll. Banyak yang
masih beranggapan dan masih percaya dengan mitos bahwa dalam pelaksanaan
sedekah bumi harus ada kesenian tersebut di suatu daerah tertentu di Kab.
Bojonegoro. Mereka masih bpercaya bahwa mereka dalam pelaksanaan sedekah bumi
tidak di ikutsertakan beberapa kesenian tesebut alam akan marah, dan biasanya
setelah itu akan ada berbagai bencana alam yang akan terjadi.
Desa
sembung adalah salah satunya desa di kabupaten bojonegoro yang masih melakukan
manganan atau sedekah bumi dengan diiringi kesenian tayub karena ini merupakan warisan leluhur yang patut untuk
dilestarikan, meskipun disisi lain ada konteks sisi supranatural dalam
pelaksanaan.
konteks
supranatural yang dimaksud adalah warga percaya akan ada hal-hal yang tidak
diinginkan saat acara sedekah bumi tidak dilaksanakan.Seperti gagal panen,
warga yang sakit-sakitan hingga kekhawatiran danyang penjaga desa akan murka.
tradisi ini sudah
dimulai sejak dulu saat penduduk Islam abangan masih banyak di desa setempat. Manganan
dilaksanakan di punden makam orang yang disinyalir pertama kali membuka
Desa Sembung, tepatnya di tempat yang akrab disebut Jagul/Keramat.
Selain desa sembung ada juga yang melaksanakan
kesenian dengan dicampurkan budaya, yaitu wayang kulit yang biasanya dilakukan
di desa ringintunggal Kab. Bojonegoro. Kegiatan seperti ini memang rutin setiap satu tahun sekali
dilakukan masyarakat desa Ringintunggal. Manganan merupakan suatu perwujudan
rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya.
kegiatan seperti ini memang sejak dahulu sudah dilakukan namun bentuk ritual
berbeda, jaman dahulu masyarakat melakukan dengan cara memasang sesaji-sesaji
dan sesembahan untuk para penunggu (ghaib) sendang gedhe yang telah memberikan
sumber air yang melimpah sehingga hasil panen sangat melimpah pula. Namun sejak
Islam masuk kegiatan ini diubah yaitu dengan membacakan do'a-do'a dan sholawat
yang dipimpin oleh tokoh agama (modin) terusdilanjutkan makan sama-sama
(manganan) setelah selesai makan masyarkat disuguhi dengan pegelaran wayang
kulit. sebab wayang kulit merupakan sebuah kesenian yang didalamnya penuh
dengan tuntunan-tuntunan dalam kehidupan di masyarakat. Sampai sekarang hal ini
tetap terus dilakukan oleh warga masyarakat desa Ringintunggal